Pages

Monday, August 24, 2015

Batu Idocrase Solar Aceh Dikategorikan Menjadi Tiga

Batu Idocrase Aceh Memiliki Tiga Nama
Para penggemar batu mulia belum hilang kekagumannya akan keindahan batu lumut aceh, dibulan Agustus dihebohkan kembali oleh batu Aceh dengan satu varian terbaru berjenis batu Idocrase dengan nama Batu Bio Solar Aceh. 
Penamaan bio solar aceh ini sendiri diambil dari jenis yang memiliki warna yang menyerupai minyak solar, kemudian diberi nama Batu Bio Solar.
Batu tersebut pertamakalinya ditemukan di Aliran Sungai desa Ketambang dan desa Pecat kecamatan Pantai Cermin.
Untuk teksturnya sendiri, batu jenis Idocrase ini cukup keras, yaitu rata-rata 7 mohs, sehingga dalam pengerjaan batu jenis ‘solar aceh’ ini harus sangat berhati – hati serta perlu ketrampilan khusus untuk bisa membaca arah serat pada batu tersebut. apabila tidak hati – hati kemungkinan retak bahkan pecah itu bisa menjadi resiko tersendiri.
Para pemilik batu tersebut membuat dalam bentuk cabochon atau setengah lingkaran, pola ini dipakai agar bentuk batu pada cincin nantinya akan kelihatan kekar tapi punya keagungan.
Untuk jenis batu idocrase batu ‘solar aceh’ di kategorikan menjadi tiga nama :
  1. SOLAR ; jenis ini akan menampilkan warna coklat persis seperti warna minyak solar yang biasa di gunakan pada bahan bakar mesin diesel.
  2. BIO SOLAR ; jenis ini memiliki ciri-ciri warna coklat kehijauan dengan fenomena luster/klep air berwarna kekuningan dimana jenis ini yang memiliki harga tinggi tergantung kualitas dan ukurannya.
  3. CINCAU ; jenis ini akan menonjolkan warna hijau kekuningan, sehingga secara visual terlihat warna cerah, tapi ada juga yang dominan lebih tua untuk ‘cincau’.
Ini menunjukan bahwa kreatifitas akan keanekaragaman jenis-jenis batu dari Kabupaten Aceh Barat propinsi Nanggro Aceh Darussalam seakan tidak pernah kehabisan kekayaan mineral alam akan potensi-potensi batu mulia, sungai-sungai yang mengalir di sepanjang Bumi Serambi Mekah ini seakan seperti singasana sang idocrase, tak salah apabila Lumut Hijau Di Ujung Barat Indonesia ini menjadi raja baru di dunia perbatuan asli dari Bumi Serambi Mekkah.
Pada dasarnya bahan – bahan batu Bio Solar Aceh adalah keluarga jenis lumut belimbing, akan tetapi karena warna yang berbeda meski didalam satu bongkah membuat pemberian nama yang berbeda pula. Ini bisa terjadi karena posisi sebagian bongkahan batu ada di dalam permukaan air dan yang sebagian lagi tertanam didalam tanah, hal itulah yang menyebabkannya terjadinya perbedaan warna.
Bahkan sering dijumai dalam satu bongkah bahan terkadang terdapat 4 warna yaitu hijau,coklat,kuning dan warna hijau cincau.
Untuk menentukan bahan solar aceh harus jeli dan teliti, karena jenis idocrase ini memang memiliki potensi mudah retak saat sebelum diproses, jadi memang harus hati – hati dalam mengerjakannya. Media gosok pun harus diperhatikan dalam proses, media air selalu diperlukan guna meredam gesekan panas dan menghindari adanya pecah. Jenis batu bio solar aceh memang menjadi warna baru dibelantika perbatuan Nusantara. Sumber